Oelamasi, kupang-media.net | Skandal besar mengguncang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kupang. Dewan Pengawas PDAM, Jhoni Taek, mengungkap praktik manipulasi brutal di Unit PDAM Camplong 1, Kecamatan Fatuleu, yang bikin distribusi air bersih amburadul.
“Ada indikasi kolaborasi ilegal antara petugas dan pelanggan. Meteran banyak yang rusak, dicopot, atau sengaja dimatikan supaya pelanggan bisa pakai air sepuasnya tanpa bayar. Bahkan dinamo dipasang bebas, di luar pengawasan,” tegas Jhoni kepada media ini, Selasa (1/7/2025).
Dampaknya fatal. Aliran air ke Desa Kuimasi terhenti total. Pelanggan di Camplong 1 nekat sedot air langsung dari pipa induk pakai sambungan ilegal dan pompa dinamo.
“Air seharusnya didistribusi tiga kali seminggu, tapi mereka sedot tiap hari langsung dari jalur induk. Ini melanggar aturan,” lanjutnya.
Investigasi internal menemukan mayoritas meteran di RT 14, 15, dan 16 Kelurahan Camplong 1 mati total. Penagihan pun cuma pakai perkiraan, bukan data real, membuka celah manipulasi besar yang bikin PDAM terancam rugi.
Lebih parah, ada petugas yang sengaja copot meteran pelanggan agar air bisa dipakai seenaknya. Jhoni menyebut ini bukti nyata kolusi plus lemahnya pengawasan.
Dewas PDAM tak mau tinggal diam. Semua temuan bakal dilaporkan resmi ke Dirut PDAM Kabupaten Kupang. Evaluasi total siap digelar.
“Petugas yang terbukti main kotor akan diganti permanen. Sambungan ilegal akan dicabut. Dinamo liar kami sita. Semua meteran rusak akan dikontrol ketat,” tegas Jhoni.
Ia menilai kasus ini harus jadi momentum bersih-bersih manajemen PDAM. Sebab praktik curang bukan hanya bikin perusahaan merugi, tapi juga menginjak hak rakyat atas air bersih.
“Reformasi PDAM harus berlandaskan transparansi dan supremasi hukum. Air bersih adalah hak rakyat. Tidak boleh jadi bancakan oknum,” pungkas Jhoni.