SEMAU, kupang-media.net | Di tengah tantangan ekonomi daerah, warga Semau, Kabupaten Kupang, terus berinisiatif mencari solusi kemandirian ekonomi. Salah satu langkah nyata yang diusulkan adalah pengembangan tambak garam di Dusun Oeleak, Desa Uitao, Kecamatan Semau. Program ini dipandang sebagai peluang emas untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.
Saat ini, tersedia lahan seluas 10 hektar yang sangat potensial untuk dijadikan tambak garam produktif. Sebelumnya, sekitar 2 hektar sempat dikelola namun kemudian terbengkalai akibat keterbatasan pendanaan dan sarana produksi. Kini, dengan semangat baru, masyarakat menggalang dukungan penuh kepada pemerintah daerah agar pengembangan tambak garam ini bisa dilanjutkan secara profesional dan berkelanjutan.
Camat Semau, Marthen K. Timate, S.Sos., menyatakan bahwa dorongan dari warga ini merupakan bentuk nyata dari semangat kemandirian yang perlu diapresiasi. “Masyarakat Semau memahami pentingnya menggerakkan potensi lokal untuk memperkuat ekonomi. Tambak garam adalah pilihan strategis karena sesuai dengan karakteristik alam Semau yang sangat mendukung produksi garam berkualitas tinggi,” ujarnya.
Pengembangan tambak garam tidak hanya akan mendongkrak pendapatan keluarga, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi warga desa.
Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan mewujudkan swasembada sektor garam di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam waktu dekat, usulan resmi masyarakat ini akan disampaikan langsung kepada Bupati Kupang, Drs. Yosef Lede, dalam kunjungan kerjanya ke Semau. Dukungan pemerintah dalam bentuk pendanaan, pelatihan teknis, dan akses pasar menjadi harapan utama masyarakat agar program ini dapat berjalan maksimal.
Jika terealisasi, tambak garam di Semau diharapkan mampu menghasilkan produk berkualitas yang bisa bersaing di pasar lokal maupun regional, sekaligus membawa Semau menjadi salah satu pusat produksi garam unggulan di NTT.
Langkah berani warga Semau ini menjadi contoh nyata bahwa kemandirian ekonomi desa dimulai dari keberanian mengelola potensi lokal yang ada.(*AB