OELAMASI, kupang-media.net | Kabupaten Kupang resmi memulai langkah strategis pengembangan industri mangan. Bupati Kupang, Yosef Lede, memimpin peletakan batu pertama pembangunan pabrik pengolahan konsentrat milik PT Bhakti Alam di Desa Camplong 2, Kecamatan Fatuleu, Jumat (8/8). Proyek ini digadang menjadi motor penggerak ekonomi baru di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam sambutannya, Yosef menegaskan bahwa pembangunan pabrik ini bukan sekadar proyek fisik, melainkan tonggak awal pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kita meletakkan fondasi harapan, tekad, dan komitmen bersama untuk masa depan Kupang yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera,” ujarnya.
Pemerintah daerah berharap kehadiran pabrik mampu membuka lapangan kerja, menekan angka pengangguran, serta mendorong pembangunan infrastruktur penunjang seperti jalan, listrik, air bersih, dan fasilitas umum. Yosef memastikan komitmen menjaga kelestarian lingkungan dan keterlibatan masyarakat lokal di setiap tahap pembangunan.
Direktur PT Bhakti Alam Processing, Puji Setiawan Dipraja, memaparkan bahwa pabrik seluas 8.000 meter persegi di atas lahan 3,5 hektare ini akan memproduksi konsentrat mangan berkadar Mn 60% tanpa proses peleburan, melainkan melalui metode mekanikal yang diklaim ramah lingkungan. Kapasitas awal ditargetkan 300 ton per bulan dengan pasokan bahan baku sekitar 500 ton.
Lebih dari sekadar proyek industri, Bhakti Alam merancang skema kemitraan dengan koperasi desa berbasis Izin Pertambangan Rakyat (IPR) serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). “Koperasi Merah Putih bisa menjadi mitra langsung sesuai amanat UU Nomor 2 Tahun 2025, sekaligus menggerakkan ekonomi desa,” kata Puji.
Komisaris PT Bhakti Alam Indonesia Timur, Jusuf Aurum Merukh, menambahkan bahwa model bisnis ini menargetkan perekrutan 200–500 pekerja lokal, baik di pabrik maupun di tambang desa. Pasar utama konsentrat mangan adalah Vietnam untuk industri farmasi dan Taiwan untuk bahan baku skincare. Permintaan awal mencapai 2.000–5.000 ton per bulan, namun perusahaan memilih memulai dari 300 ton demi menjaga kualitas dan kesinambungan pasokan.
Meski memegang konsesi 2.400 hektare dan telah mengebor di 50 hektare dengan cadangan 350.000 ton, Bhakti Alam berhati-hati memperluas eksploitasi karena sifat endapan mangan di Kupang yang sporadis. “Bisnis itu harus win-win. Kami mulai dari skala kecil tapi terukur,” ujar Jusuf, putra asli NTT asal Rote.
Mangan NTT dikenal di pasar global karena kualitasnya tinggi. Selain baja, mangan dibutuhkan di delapan sektor industri, mulai dari baterai litium, farmasi, kosmetik, hingga kimia. Ke depan, Bhakti Alam berencana membangun fasilitas pemurnian (smelter) dekat laut untuk memproduksi mangan sulfat, bahan baku utama baterai kendaraan listrik.
Jusuf berharap regulasi baru memberi ruang lebih luas bagi desa mengelola tambang rakyat. “Kami ingin Kabupaten Kupang bukan hanya jadi daerah terdampak, tapi juga penerima manfaat nyata,” ujarnya.