OELAMASI, kupang-media.net | Reses pertama Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), pasca-pelantikan sebagai anggota DPR RI berubah menjadi panggung politik penuh ultimatum, Senin (9/6). Bertempat di Desa Camplong 2, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. VBL menyampaikan pernyataan keras yang menyita perhatian publik dan elite politik lokal.
Di hadapan ribuan warga dan disaksikan langsung oleh Bupati Kupang Yosef Lede, serta jajaran DPRD Kabupaten Kupang dari Fraksi NasDem, Laiskodat menegaskan dukungan penuh partainya terhadap kepemimpinan Bupati Lede. Tidak hanya dukungan, ia bahkan menyatakan siap memecat anggota DPRD dari NasDem yang dinilai tidak loyal terhadap kebijakan kepala daerah.
“Kalau ada yang tidak dukung Pak Bupati karena alasan politik, saya berhentikan,” tegas VBL di tengah sorak sorai hadirin.
Pernyataan tersebut langsung menjadi sorotan tajam, mencerminkan gaya kepemimpinan Viktor yang konfrontatif dan tidak segan menggunakan kewenangan politiknya demi menjamin konsolidasi kekuasaan di daerah.
Dalam sambutannya, Laiskodat juga menyampaikan bahwa Partai NasDem akan menjadi mitra strategis Pemerintah Kabupaten Kupang selama program-program yang dijalankan berpihak kepada rakyat.
“Kalau korupsi kami lawan. Tapi kalau programnya pro rakyat, kami akan dukung penuh. Karakter Partai NasDem itu jujur,” imbuhnya.
Pernyataan ini menegaskan posisi politik NasDem di Kabupaten Kupang sebagai kekuatan yang bukan sekadar mendukung dari luar, tetapi siap “pasang badan” untuk menjaga kelangsungan program pemerintahan Bupati Yosef Lede.
Namun, momen paling tajam dalam reses itu adalah ketika VBL menyentil kinerja Bupati sebelumnya yang dinilainya gagal menjalankan program strategis pemerintah provinsi.
“Kabupaten Kupang selalu buat saya makan hati. TJPS tidak jalan, tidak tanam padahal saya sudah minta tanam. Saya tidak mau Bupati yang sekarang jadi seperti yang lalu,” katanya menyindir.
Pernyataan tersebut merujuk pada kegagalan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) saat ia menjabat Gubernur NTT. Kritik itu bukan hanya evaluasi, tetapi juga peringatan keras bagi Bupati Lede untuk tidak mengulangi kegagalan masa lalu.
Pernyataan Viktor Laiskodat ini menyulut pertanyaan tentang dinamika politik lokal di Kupang: apakah ini bentuk dukungan tulus kepada pembangunan daerah, atau justru kontrol sentralistik dari elite pusat terhadap kader daerah?
Meski disambut meriah oleh simpatisan dan pendukung NasDem, sejumlah pihak menilai pendekatan seperti ini berpotensi membungkam kritik dan mengikis independensi lembaga legislatif daerah.
Dalam lanskap politik yang masih mencari keseimbangan antara loyalitas dan kontrol, langkah Laiskodat patut diawasi ketat: apakah akan menghasilkan akselerasi pembangunan, atau justru memperkuat hegemoni politik yang membatasi ruang demokrasi di tingkat lokal.