NTT, kupang-media.net | Program Bangun Karya, hasil kolaborasi antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan perusahaan swasta Bentoel Group, resmi ditutup dalam sebuah upacara yang digelar di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Rabu (4/6).
Program ini merupakan bagian dari kampanye keberlanjutan Bangun Bangsa, dan sejak diluncurkan pada Mei 2024, telah memberikan pendampingan intensif kepada 10 UMKM di sektor pangan olahan, kosmetik, dan obat tradisional. Wilayah sasarannya mencakup empat kabupaten/kota prioritas: Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Alor.
Salah satu capaian utama dari program ini adalah peningkatan kapasitas produksi UMKM sesuai dengan standar Good Manufacturing Practices (GMP) yang menjadi syarat perizinan dari BPOM. Selain itu, lebih dari 300 warga dan pelaku usaha mikro dan kecil telah mendapat edukasi tentang praktik produksi yang baik dan aman.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam sambutannya menyatakan apresiasi atas kontribusi BPOM dan sektor swasta.“
Program ini menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor dapat menjawab tantangan di lapangan. Kita mulai dari desa dan pelaku UMKM kecil untuk membangun NTT yang berdaya saing global,” kata Melki.
Plh. Kepala BPOM RI, Irjen Pol. Dr. Jayadi, turut menegaskan komitmen lembaganya terhadap penguatan pelaku usaha lokal.
“Legalitas bukan hanya soal izin, tetapi juga jaminan mutu bagi masyarakat. BPOM mendukung UMKM agar tumbuh secara ekonomi dan patuh terhadap regulasi,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Corporate and Regulatory Affairs Bentoel Group, Dian Widyanarti, menyebut bahwa partisipasi perusahaannya merupakan bagian dari komitmen jangka panjang dalam mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif.
> “Program ini tak sekadar mendidik, tapi juga membekali UMKM dengan fasilitas produksi sesuai standar BPOM. Kami percaya dunia usaha harus aktif dalam pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Dian juga menyoroti kontribusi sektor industri, termasuk industri tembakau, dalam menopang ekonomi rakyat melalui penciptaan lapangan kerja dan pelestarian budaya lokal.
“Kami ingin meminimalkan kesenjangan pembangunan dengan mendukung keberlanjutan industri agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat luas,” tambahnya.
Acara penutupan ditandai dengan pemutaran dokumentasi capaian program, pemberian penghargaan kepada 10 UMKM terbaik, dan ramah tamah bersama pemangku kepentingan lintas sektor.
Bangun Karya dinilai sebagai model kolaboratif yang dapat direplikasi secara nasional, terutama dalam memperkuat UMKM agar mampu bersaing di pasar global melalui regulasi, standar mutu, dan inovasi berkelanjutan.